SEJARAH KABUPATEN BARITO UTARA
Beberapa catatan/data ringkas yang bersumber dari pihak Belanda antar lain dari BOSHRIJVING VAN ZUID Borneo (1838), Kronik van Banjarmasin (disertasi 1828), Banjarmasin on de Compagnie (disertasi 1931), Banjarmasinsche krijg 1859-1863 dan kroniek der Zuider en Ooosteragdeeling van Borneo (karangan Einsnburger 1936 dan lain-lain.
1365 M Nama “Barito” sebagai nama suatu sungai besar yang dimaksudkan pula sebagai nama kawasan Barito terdapat dalam Naskah NEGARAKERTAGAMA, karangan Pujangga PRAPANCA dari Majapahit.
Tahun 1400 M Hikayat Banjar yang naskahnya terdapat dalam Perpustakaan British Museum of London ada menyebutkan mengenai rakyat dari beberapa daerah di Kalimantan termasuk kawasan Barito turut menyampaikan Selamat kepada Pangeran SURYANATA dari Majapahit selaku Raja Banjar yang pertama.
1526M Hikayat Banjar menurut PATIH BANDAR MASIH di Banjarmasin menyampaikan pengumuman keberbagai daerah termasuk kawasan Barito dan tentang Pangeran Samudra yang telah berhasil menjadi Raja Banjar.
1590M Peter Vantimaglia, seorang Rohaniawan Portugis di Banjarmasin. Setahun kemudian beliau mudik Sungai Barito menuju tanah Dusun dalam rangka mengembangkan agama Kristen. Setelah mengunjungi � n15 bh kampung, tepatnya di Muara Montallat tidak terdengar lagi beritanya.
1792M Pelda Hartman mendapat perintah melakukan ekspedisi ke tanah Dusun. Disekitar Muara Teweh di Lewu Tanjung Layen terjadi perkelahian dengan rakyat, Hartman dengan 4 orang anggotanya gugur.
1792M Pelda Hartman mendapat perintah melakukan ekspedisi ke tanah Dusun. Disekitar Muara Teweh di Lewu Tanjung Layen terjadi perkelahian dengan rakyat, Hartman dengan 4 orang anggotanya gugur.